.

the Passion part I  

Tuesday, April 07, 2009

Kematian Kristus adalah sentral dalam Kekristenan. John Leith mengatakan,"For Anselm and Calvin, the heart of Salvation is to be found in the death of Jesus Christ. The death of Christ is the actualization in human history of what happens in the very being of God. God takes our sin upon himself and forgive us." (John Leith, Reformed Imperative).

Kekristenan percaya bahwa Allah telah menyatakan diri-Nya sebagai Penebus di dalam sejarah manusia. Kematian Kristus tidak hanya merupakan fakta historis tetapi memiliki signifikansi yang amat dalam. Untuk itu saya mau mengulas tentang jalannya penderitaan Yesus yang dikenal dengan nama "The Passion of the Christ".


Awal Penderitaan
Penderitaan Yesus secara aktual telah dimulai di taman Getsemani. Lukas mencatat fenomena yang dialami Tuhan Yesus,"peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah."
Fenomena ini dikenal dengan nama."hematidrosis". Fenomena ini terjadi di tengah tekanan bartin yang sangat tinggi. Secara medis dijelaskan bahwa pembuluh darah yang kecil di bawah kulit menjadi rapuh dan kemudian pecah lalu mengeluarkan darah. Karena tidak ada jalan keluar maka keluarnya melalui pori-pori keringat.
Dalam kesendirian-Nya dia bergumul dan berdoa. Murid-murid-Nya justru tertidur ketika Guru mereka sedang bergumul. Kegentaran dan ketakutan Yesus jelas bukan hanya penderitaan fisik tapi penderitaan secara rohani karena Dia akan menanggung segala dosa dan kutuk manusia dan Allah Bapa akan berpaling dari Anak-Nya karena Allah terlalu suci untuk memandang dosa dan kejahatan manusia. Dosa manusia yang begitu dahsyat membuat Allah Bapa harus memalingkan muka-Nya dan meninggalkan Allah Anak (Renungan Gema).
Tuhan Yesus mengalami kesendirian dan ditinggalkan baik oleh murid-murid-Nya maupun oleh Allah Bapa.
Tuhan Yesus memahami perasaan orang yang mengalami kesendirian dan ditinggalkan. Oleh karena itu, menjelang puncak sengsara-Nya Dia menjanjikan Roh Kudus untuk mendampingi para murid-Nya (Yohanes 14:16). Ini menjadi kekuatan buat kita saat mengalami kesendirian dan ditinggalkan, Allah sekali-kali tidak akan meninggalkan kita.


Pengadilan
Dalam kurun waktu kurang dari 12 jam Yesus harus menghadapi pengadilan secara maraton tanpa istirahat tanpa makan dan minum. Belum pernah ada dalam sejarah seorang seperti Yesus yang diadili secara non stop seperti itu. Saya mencatat ada 7 macam pengadilan yang dihadapi Yesus.
1. Di hadapan Hanas, seorang Imam Besar senior
2. Di hadapan Kayafas, Imam Besar yang memimpin Mahkamah Sanhedrin.
3. Di hadapan Pontius Pilatus
4. Di hadapan Raja Herodes
5. Da hadapan Pilatus kembali
6. Di hadapan massa
7. Di hadapan serdadu Roma

Pengadilan yang dihadapi Tuhan Yesus itu sebenarnya licik karena pakai saksi dusta dan cacat secara hukum. Orang Yahudi tidak boleh mengadakan Sidang apalagi Majelis Sanhedrin menjelang Sabat dan Paskah Yahudi. Nyatanya mereka melanggar aturan yang mereka buat sendiri! Pengadilan terhadap Yesus juga penuh kekerasan.

Pengadilan yang dihadapi Tuhan Yesus adalah pengadilan yang penuh kelicikan, intrik, kekerasan dan provokativ. Yesus sebagai Anak Allah yang suci dan benar diadili lewat pengadilan manusia yang korup. Kalau kita pernah mengalami ketidakadilan lihatlah Yesus pernah melewati semuanya ini. Dia tahu betul apa artinya ketidakadilan.

Ada ungkapan 'vox populu vox dei,' suara rakyat adalah suara Tuhan. Tapi hal ini tidak berlaku ketika massa mengadili Yesus. Suuara mereka justru menghendaki kematian Yesus. Dengan kebencian mereka semakin berteriak: Salibkan Dia! Salibkan Dia! Massa inilah yang menjatuhkan vonis hukuman mati terhadap Yesus.......

AddThis Social Bookmark Button


0 comments: to “ the Passion part I

Design by Amanda @ Blogger Buster